Rabu, 18 Januari 2012

OK Tercipta dari Bahasa Plesetan



OK adalah istilah populer yang kurang lebih sama artinya dengan ‘iya’ dalam bahasa Indonesia. Istilah tersebut sudah sangat populer dan senantiasa diungkapkan untuk menunjukkan tanda setuju. Meski tidak mengenal bahasa Inggris dengan baik, hampir setiap orang bisa memahami arti kata OK. Istilah tersebut sudah menjadi seperti simbol universal.

Menurut kinglishschool.com, kata OK pertama kali digunakan pada tahun 1838 oleh koran Boston. Koran ini memang saat itu dikenal paling suka menggunakan singkatan-singkatan untuk menonjolkan istilah tertentu. Penggunaan banyak singkatan ini, tidak lain adalah untuk menarik perhatian para pembaca harian tersebut.

Salah satu singkatan yang saat itu dipopulerkan adalah IDN yang merupakan kepanjangan dari I don’t know (saya tidak tahu). Namun istilah tersebut tidak sampai sepopuler OK. Istilah IDN hanya dimengerti oleh kalangan tertentu.

Sebenarnya, kata OK sendiri merupakan singkatan yang diplesetkan dari OW. Di masa sebelum lahir OK, istilah yang digunakan untuk menyatakan setuju adalah OW yang merupakan kepanjangan dari all right (dibaca: oll wright). Oleh koran Boston, istilah OW ini diplesetkan menjadi OK yang awalnya merupakan kepanjangan dari all correct (dibaca: oll korrek).

Setelah muncul pertama kali tahun 1838, istilah OK sempat tidak populer. Istilah ini kembali menjadi populer setelah Martin Van Buren yang maju untuk masa jabatan kedua sebagai presiden Amerika di tahun 1840-an. Dalam kampanye-kampanyenya, Martin menggunakan kata OK  yang sebenarnya dijadikan singkatan dari Old Kinderhook. Nama Kinderhook adalah nama kampung kelahirannya.

Dalam pemilihan untuk masa jabatan kedua ini, Martin gagal menduduki kursi kepresidenan Amerika. Namun, setelah itu istilah OK kembali digunakan banyak orang, dan makin lama semakin populer untuk menunjukkan tanda setuju. Beberapa program komputer juga menjadikan istilah OK sebagai pengganti kata yes.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

free counters